Rabu, 23 Mei 2012

Kisah Perempuan Miskin dan Sapi Kurus

Kisah nyata ini terjadi di salah sebuah daerah di Yaman. Kisah penderitaan dan kepahitan yang dilalui oleh penduduk Gaza tersebar ke seantero dunia. Semua orang marah, benci, dendam dan sedih. Dimana korban kebanyakan adalah anak-anak kecil tak berdosa yang menjadi korban muntahan peluru sehingga darah membasah bumi tanpa henti.

Tragedi dahsyat ini juga sampai juga ke telinga seorang perempuan tua yang hidup miskin di salah sebuah kampung di Yaman. Sama seperti orang lain, dia juga turut sedih dan pilu sehingga berurai air mata. Lantas suatu hari, dia berusaha sekuat upaya untuk mencoba membantu sekadar semampunya. Kebetulan , ‘harta’ yang dia punya adalah seekor sapi tua, terlalu uzur, kurus dan sudah tidak bermaya.

Dengan semangat tinggi dan perasaan simpati amat sangat, dia berniat menyedekahkan Sapinya itu kepada penduduk Gaza lalu berjalan kaki dari rumah pergi ke salah sebuah masjid di Yaman sambil memegang sapi tunggal kesayangannya itu. Kebetulan hari itu Jumaat dan para jemaah sudah mengerumuni pekarangan masjid untuk melaksanakan ibadat tersebut.

Ketika itu, betapa ramai yang melihat dan memperhatikan perempuan tua nan miskin dengan sapinya yang berada di sisi luar masjid. Ada yang mengangguk, ada yang menggeleng kepala. Tak terkecuali ada juga yang tersenyum sinis, tertawa, mengejek melihat perempuan miskin yang setia berdiri di sisi sapinya. Masa berlalu, jemaah masjid walaupun khusyuk mendengar khutbah imam namun sesekali memperhatikan dua mahkhluk tuhan itu. Perempuan dan sapi itu masih di situ yang tanpa rasa malu atau segan diraut wajahnya.

Setelah imam turun dari mimbar, solat Jumaat kemudian dilakukan, biar dibakar terik mentari dan peluh menitis dan memercik di muka, perempuan dan sapi tua itu masih saja di situ. Segera setelah jemaah selesai solat dan berdoa, tiba-tiba perempuan itu dengan tergesa-gesa menarik sapi itu membawanya ke depan pintu masjid sambil menanti dengan penuh sabar tanpa mempedulikan jemaah yang keluar. Ramai juga orang yang tidak beranjak dan perasaan ingin tahu, apa yang bakal dilakukan oleh perempuan tua itu.

Tatkala imam masjid keluar, perempuan tua itu bingkas berkata :
Wahai imam, aku telah mendengar kisah sedih penduduk di Gaza. Aku seorang yang miskin tetapi aku bersimpati dan ingin membantu. Sudilah kau terima satu-satunya sapi yang ku punyai untuk dibawa ke Gaza, untuk di berikan kepada penduduk di sana.

Gaduh seketika orang yang berada di masjid itu. Imam kaget dengan permintaan perempuan itu namun keberatan untuk menerima. Ya, bagaimana membawa sapi tua itu ke Gaza? Kemudian para jemaah mulai bercakap-cakap. Ada yang mengatakan tindakan itu tidak munasabah apalagi sapi itu sudah tua dan tiada harga.
Tolonglah..bawalah sapi ini ke Gaza. Inilah saja yang aku punya. Aku ingin benar membantu mereka,”
Ulang perempuan yang tidak dikenali itu. Imam tadi masih keberatan.Masing-masing jemaah berkata-kata dan berbisik antara satu sama lain. Semua pandangan tertumpu kepada perempuan dan sapi tuanya itu. Mata perempuan tua yang miskin itu sudah mulai berkaca dan berair namun tetap tidak beranjak dan terus merenung ke arah imam tersebut. Sunyi seketika suasana.

Tiba-tiba muncul seorang jemaah lalu bersuara mencetuskan ide :
Tak mengapalah, biar aku beli sapi perempuan ini dengan harga 10,000 riyal dan bawa uang itu kemudian sedekahkanlah kepada penduduk di Gaza. "

Imam kemudian nampak setuju. Perempuan miskin tua itu kemudian menyeka air matanya yang sudah tumpah. Dia membisu namun sepertinya setuju dengan pendapat jemaah itu. Tiba-tiba bangkit pula seorang anak muda, memberi pandangan yang jauh lebih hebat lagi:
Bagaimana kalau kita rama-ramai membuat tawaran tertinggi sambil bersedekah untuk membeli sapi ini dan duit nya nanti diserahkan ke Gaza ?

Perempuan itu terkejut, termasuk imam itu juga. Rupa-rupanya cetusan anak muda ini diterima semua orang. Kemudian dalam beberapa menit para jemaah berebut-rebut menyedekahkan uang mereka untuk dikumpulkan dengan cara lelang tertinggi. Ada yang mulai menawar dari 10,000 ke 30,000 riyal dan berlanjutan untuk seketika. Suasana pekarangan masjid di Yaman itu menjadi riuh selama proses lelang sapi tersebut.

Akhirnya sapi tua, kurus dan tidak bermaya milik perempuan tua miskin itu dibeli dengan harga 500,000 riyal, setelah itu uang diserahkan kepada imam masjid, semua sepakat membuat keputusan itu, kemudian salah seorang jemaah berbicara kepada perempuan tua itu.
Kami telah melelang sapi kamu dan telah mengumpulkan uang sejumlah 500,000 riyal untuk membeli sapi itu. "
Akan tetapi kami telah sepakat, uang yang terkumpul tadi diserahkan kepada imam untuk disampaikan kepada penduduk Gaza dan sapi itu kami hadiahkan kembali kepada kamu,
Katanya sambil memperhatikan perempuan tua nan miskin itu yang kembali meneteskan air mata gembira.

Tanpa diduga, Allah mentakdirkan segalanya, niat perempuan miskin itu untuk membantu meringankan beban penderitaan penduduk Palestina akhirnya tercapai dan dipermudahkan sehingga terkumpul uang yang banyak tanpa kehilangan “harta” satu-satunya yang ada . Subhanallah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

إِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَ أَعْمَالِكُمْ وَ إِنَّمَا يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ وَ نِيَّاتِكُمْ

“ Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan amal-amal kalian, tetapi Dia melihat kepada hati dan niat kalian. ” (shahih Muslim dan lainnya)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

“ Barangsiapa yg bersedekah (walau) sebesar kurma dari usaha yg baik, dan Allah tidak menerima kecuali yg baik, dan Sungguh Allah swt menerimanya dg sambutan hangat, lalu melipat gandakannya untuk orang itu seperti kalian mengasuh bayi yg disusuinya, hingga sebesar gunung ” (Shahih Bukhari)

Hikmah dari kisah ini adalah segala niat murni yang baik senantiasa mendapat perhitungan dan ganjaran Allah apalagi jika datang dari hati kecil seorang yang miskin yang mau membantu umat islam yang menderita akibat dizalimi rejim zionis israel, biarpun diri serba payah dan serba kekurangan. sesuai dengan Firman Allah Ta’ala,

“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.” (QS. An Nisa’ [4] :114)

Semoga bermanfaat…….

(Kisah ini di ambil dari Timbalan Mursyidul Am PAS Dato’ Haron Din kepada Harakah daily melalui kisah nyata yang di terbitkan di sebuah majalah Arab)




Hidup ini indah, jika kita bisa saling berbagi. Walaupun hanya sebuah tulisan
Read More ->>

10 Seruan Bumi

Berkata Anas Bin Malik r. a;
" Sesungguhnya setiap hari bumi menyeru kepada manusia dengan sepuluh perkara " ;

1. Wahai anak Adam! Berjalanlah di atas perutku, tetapi ingatlah! Engkau akan dimasukkan ke dalamnya kelak.

2. Engkau melakukan maksiat di atas belakangku, tetapi ingatlah! Engkau akan diazab di dalam perutku.

3. Engkau ketawa di atas perutku, tetapi ingatlah! Engkau akan menangis di dalam perutku.

4. Engkau bergembira di atas belakangku, tetapi ingatlah! Engkau akan kecewa di dalam perutku.

5. Engkau mengumpul harta di atas belakangku, tetapi ingatlah! Engkau akan menyesal di dalam perutku.

6. Engkau makan benda yang haram di atas belakangku, tetapi ingatlah! Engkau akan dimakan oleh ulat di dalam perutku.

7. Engkau angkuh di atas belakangku, tetapi ingatlah! Engkau akan dihina di dalam perutku.

8. Engkau berlari dengan riang di atas belakangku, tetapi ingatlah! Engkau akan jatuh di dalam perutku dalam keadaan duka cita.

9. Engkau hidup di dunia bersiramkan cahaya matahari, bulan dan bintang di belakangku, tetapi ingatlah! Engkau akan tinggal dalam kegelapan di dalam perutku.

10. Engkau hidup di atas belakangku beramai-ramai, tetapi ingatlah! Engkau akan keseorangan di dalam perutku




Hidup ini indah, jika kita bisa saling berbagi. Walaupun hanya sebuah tulisan
Read More ->>

Pohon Apel

Alkisah, hiduplah sebuah pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak kecil itu.

Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya. Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih.
" Ayo ke sini bermain-main lagi denganku " pinta pohon apel itu.
" Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi " jawab anak lelaki itu.
" Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya. "
Pohon apel itu menyahut, " Duh, maaf aku pun tak punya uang. Tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu."

Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih.
Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang .
" Ayo bermain-main denganku lagi," kata pohon apel.
" Aku tak punya waktu " jawab anak lelaki itu.
" Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku ? "
" Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu." kata pohon apel.
 Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira. Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.

Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya.
" Ayo bermain-main lagi denganku. " kata pohon apel.
" Aku sedih. " kata anak lelaki itu.
" Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar ? "
" Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah. "
Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu.

Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian.
" Maaf anakku. " kata pohon apel itu.
" Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu."
" Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu. " jawab anak lelaki itu.
" Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat. " kata pohon apel.
" Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu. " jawab anak lelaki itu.
" Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini. " kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata.
" Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang. " kata anak lelaki.
" Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu. "
" Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang. "
Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon. Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.

Pohon apel itu adalah orang tua kita. Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita. Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak peduli apa pun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia. Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara kita memperlakukan orang tua kita. Hargailah jasa ibu bapak kepada kita. Jangan hanya kita menghargai mereka semasa menyambut hari ibu dan hari bapak setiap tahun.


Hidup ini indah, jika kita bisa saling berbagi. Walaupun hanya sebuah tulisan
Read More ->>

Selasa, 22 Mei 2012

Do'a Sebelum Makan




الَّلهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ 

Allahumma baarik lanaa fiimaa razaqtana wa qinaa ‘adzaa-bannaari Bismillahirrahmaaniraahiimi.
Artinya :
Ya Allah berilah berkat bagi kami apa yang telah Engkau rezekikan kepada kami, dan hindarilah kami dari azab neraka.




Hidup ini indah, jika kita bisa saling berbagi. Walaupun hanya sebuah tulisan
Read More ->>

Kasih Sayang Seorang Ibu

Saat kau berumur 15 tahun, dia pulang kerja ingin memelukmu.
Sebagai balasannya, kau kunci pintu kamarmu.

Saat kau berumur 16 tahun, dia ajari kau mengemudi mobilnya.
Sebagai balasannya, kau pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa peduli kepentingannya.

Saat kau berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telepon yang penting.
Sebagai balasannya, kau pakai telepon nonstop semalaman.

Saat kau berumur 18 tahun, dia menangis terharu ketika kau lulus SMA.
Sebagai balasannya, kau berpesta dengan temanmu hingga pagi.

Saat kau berumur 19 tahun, dia membayar biaya kuliahmu dan mengantarmu ke kampus pada hari pertama.
Sebagai balasannya, kau minta diturunkan jauh dari pintu gerbang agar kau tidak malu di depan teman-temanmu.

Saat kau berumur 20 tahun, dia bertanya, “ Dari mana saja seharian ini ? ”
Sebagai balasannya, kau jawab, “ Ah Ibu cerewet amat sih, ingin tahu urusan orang!”

Saat kau berumur 21 tahun, dia menyarankan satu pekerjaan yang bagus untuk karirmu di masa depan. Sebagai balasannya, kau katakan, “Aku tidak ingin seperti Ibu.”

Saat kau berumur 22 tahun, dia memelukmu dengan haru saat kau lulus perguruan tinggi.
Sebagai balasannya, kau tanya dia kapan kau bisa ke Bali.

Saat kau berumur 23 tahun, dia membelikanmu 1 set furniture untuk rumah barumu.
Sebagai balasannya, kau ceritakan pada temanmu betapa jeleknya furniture itu.

Saat kau berumur 24 tahun, dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya tentang rencananya di masa depan.
Sebagai balasannya, kau mengeluh, “ Bagaimana Ibu ini, kok bertanya seperti itu ? ”

Saat kau berumur 25 tahun, dia mambantumu membiayai pernikahanmu.
Sebagai balasannya, kau pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500 km.

Saat kau berumur 30 tahun, dia memberikan beberapa nasehat bagaimana merawat bayimu.
Sebagai balasannya, kau katakan padanya,” Bu, sekarang jamannya sudah berbeda! ”

Saat kau berumur 40 tahun, dia menelepon untuk memberitahukan pesta ulang tahun salah seorang kerabat. Sebagai balasannya, kau jawab, “ Bu, saya sibuk sekali, nggak ada waktu. ”

Saat kau berumur 50 tahun, dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu.
Sebagai balasannya, kau baca tentang pengaruh negatif orang tua yang menumpang tinggal di rumah anak-anaknya.

Dan hingga suatu hari, dia meninggal dengan tenang. Dan tiba-tiba kau teringat semua yang belum pernah kau lakukan, karena mereka datang menghantam HATI mu bagaikan palu godam.

JIKA BELIAU MASIH ADA, JANGAN LUPA MEMBERIKAN KASIH SAYANGMU LEBIH DARI YANG PERNAH KAU BERIKAN SELAMA INI, DAN JIKA BELIAU SUDAH TIADA, INGATLAH KASIH SAYANG DAN CINTANYA YANG TULUS TANPA SYARAT KEPADAMU.

Hidup ini indah, jika kita bisa saling berbagi. Walaupun hanya sebuah tulisan.
Read More ->>

Senin, 21 Mei 2012

Manfaat Donor Darah

Apakah anda sudah tahu manfaat apa saja yang didapat dari mendonorkan darah kita ??
Mungkin anda pernah berfikir bahwa dengan seringnya kita mendonorkan darah kita berarti darah kita akan berkurang ??
Itu salah besar. Mungkin sedikit pengetahuan dibawah ini tentang manfaat donor darah bagi kesehatan .
5 manfaat donor darah bagi kesehatan.

1. Bermanfaat Untuk Menjaga Kesehatan Jantung
Ada zat besi yang terkandung dalam darah setiap orang. Jika kadar zat besi yang ada dalam darah tersebut berlebihan akan lebih beresiko dan menjadi lebih rentan terhadap serangan penyakit jantung. Zat besi yang berlebihan yang ada di dalam darah bisa menyebabkan oksidasi kolesterol. Produk oksidasi tersebut akan menumpuk pada dinding arteri dan ini sama dengan memperbesar peluang terkena serangan jantung dan stroke. Jika seseorang secara rutin mendonorkan darahnya maka kandungan jumlah zat besi yang ada dalam darah juga bisa lebih stabil. Kesimpulannya dengan mendonorkan darah akan menurunkan risiko terkena penyakit jantung.

2. Bermanfaat Untuk Meningkatkan Produksi Sel Darah Merah
Ternyata donor darah juga bisa membantu tubuh untuk mengurangi jumlah sel darah merah dalam darah. Tak usah kawatir dengan berkurangnya sel darah merah, karena sumsum tulang belakang akan segera mengisi ulang sel darah merah yang telah hilang. Hasilnya, sebagai pendonor kita akan mendapatkan pasokan darah baru setiap kali kita mendonorkan darah. Oleh karena itu, donor darah menjadi langkah yang baik untuk menstimulasi pembuatan darah baru.

3. Bermanfaat Untuk Membantu Penurunan Berat Badan
Dengan menjadi seorang pendonor darah merupakan salah satu cara diet dan pembakaran kalori yang cukup ampuh. Karena dengan cara memberikan kurang lebih 450 ml darah, bisa membantu proses pembakaran kalori kira-kira sejumlah 650 kalori. Ini merupakan jumlah kalori yang banyak untuk membuat pinggang kita ramping.

4. Bermanfaat Untuk Mendapatkan Kesehatan Psikologis
Prinsipnya bahwa sebetulnya setiap manusia adalah mahluk sosial dan ingin menolong orang lain yang membutuhkan bantuan. Apalagi dengan mendonorkan darah tentu tak dapat di nilai dengan materi uang sehingga berdampak kepuasan dan kegembiraan secara psikologis. Ada sebuah penelitian bahwa orang yang sudah lanjut usia dan secara rutin menjadi pendonor darah akan merasakan tetap berenergi dan bugar.

5. Bermanfaat Untuk Mendeteksi Penyakit Serius
Jika seseorang ingin mendonorkan darah pasti mengalami beberapa prosedur seperti darah akan diperiksa terlebih dahulu sehingga akan diketahui apakah kita memiliki penyakit seperti HIV, hepatitis B, hepatitis C, sifilis, dan malaria sehingga kita bisa tahu kondisi kesehatan kita. Sedangkan buat yang menerima donor darah ini merupakan informasi yang sangat penting karena untuk mengantisipasi terjadinya penularan penyakit yang diakibatkan melalui transfusi darah.


Hidup ini indah, jika kita bisa saling berbagi. Walaupun hanya sebuah tulisan
Read More ->>

Aku Menangis Untuk Adikku 6 Kali

Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil.
Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap
ke langit.
Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku.
 
Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di sekelilingku kelihatannya membawanya, Aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku.
Ayah segera menyadarinya.
Beliau membuat adikku dan aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu ditangannya.
" Siapa yang mencuri uang itu ? " Beliau bertanya.

Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara.
Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi Beliau mengatakan:
" Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukul! "

Dia mengangkat tongkat bambu itu tingi-tinggi.
Tiba-tiba, adikku mencengkeram tangannya dan berkata:
"Ayah, aku yang melakukannya! "

Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi.
Ayah begitu marahnya sehingga ia terus menerus mencambukinya sampai Beliau kehabisan nafas.
Sesudahnya, Beliau duduk di atas ranjang batu bata kami dan memarahi:
" Kamu sudah belajar mencuri dari rumah sekarang, hal memalukan apa lagi yang akan kamu lakukan di masa mendatang? Kamu layak dipukul sampai mati! Kamu pencuri tidak tahu malu!"

Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kami.
Tubuhnya penuh dengan luka, tetapi ia tidak menitikkan air mata setetes pun.
Di pertengahan malam itu, saya tiba-tiba mulai menangis meraung-raung.
Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata:
" Kak, jangan menangis lagi sekarang. Semuanya sudah terjadi. "

Aku masih selalu membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk maju mengaku.
Bertahun-tahun telah lewat, tapi insiden tersebut masih kelihatan seperti baru kemarin.
Aku tidak pernah akan lupa tampang adikku ketika ia melindungiku.
Waktu itu, adikku berusia 8 tahun. Aku berusia 11.


Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk masuk ke SMA di pusat kabupaten.
Pada saat yang sama, saya diterima untuk masuk ke sebuah universitas propinsi.
Malam itu, ayah berjongkok di halaman, menghisap rokok tembakaunya, bungkus demi bungkus.
Saya mendengarnya memberengut:
" Kedua anak kita memberikan hasil yang begitu baik "

Ibu mengusap air matanya yang mengalir dan menghela nafas:
" Apa gunanya ? Bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus. "

Saat itu juga, adikku berjalan keluar ke hadapan ayah dan berkata:
" Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi, telah cukup membaca banyak buku."

Ayah mengayunkan tangannya dan memukul adikku pada wajahnya:
" Mengapa kau mempunyai jiwa yang begitu keparat lemahnya ? Bahkan jika berarti saya mesti mengemis di jalanan saya akan menyekolahkan kamu berdua sampai selesai! "

Dan begitu kemudian ia mengetuk setiap rumah di dusun itu untuk meminjam uang.
Aku menjulurkan tanganku selembut yang aku bisa ke muka adikku yang membengkak, dan berkata:
" Seorang anak laki-laki harus meneruskan sekolahnya; kalau tidak ia tidak akan pernah meninggalkan jurang kemiskinan ini."


Aku, sebaliknya, telah memutuskan untuk tidak lagi meneruskan ke universitas.
Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang, adikku meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit kacang yang sudah mengering.
Dia menyelinap ke samping ranjangku dan meninggalkan secarik kertas di atas bantalku:
" Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah. Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimu uang. "

Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku, dan menangis dengan air mata bercucuran sampai suaraku hilang.
Tahun itu, adikku berusia 17 tahun Aku 20.


Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun, dan uang yang adikku hasilkan dari mengangkut semen pada punggungnya dilokasi konstruksi, aku akhirnya sampai ke tahun ketiga (di universitas) .
Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika teman sekamarku masuk dan memberitahukan:
" Ada seorang penduduk dusun menunggumu di luar sana ! "

Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku? Aku berjalan keluar, dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor tertutup debu semen dan pasir.
Aku menanyakannya:
" Mengapa kamu tidak bilang pada teman sekamarku kamu adalah adikku? "

Dia menjawab, tersenyum:
" Lihat bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu saya adalah adikmu? Apa mereka tidak akan menertawakanmu? "

Aku merasa terenyuh, dan air mata memenuhi mataku. Aku menyapu debu-debu dari adikku semuanya, dan tersekat-sekat dalam kata-kataku:
" Aku tidak perduli omongan siapa pun! Kamu adalah adikku apapun juga! Kamu
adalah adikku bagaimana pun penampilanmu. "

Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu.Ia memakaikannya kepadaku, dan terus menjelaskan:
" Saya melihat semua gadis kota memakainya.Jadi saya pikir kamu juga harus memiliki satu."
 
Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi.
Aku menarik adikku ke dalam pelukanku dan menangis dan menangis.
Tahun itu, ia berusia 20. Aku 23.


Kali pertama aku membawa pacarku ke rumah, kaca jendela yang pecah telah diganti, dan kelihatan bersih di mana-mana.
Setelah pacarku pulang, aku menari seperti gadis kecil di depan ibuku:
" Bu, ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu untuk membersihkan rumah kita! "

Tetapi katanya, sambil tersenyum:
" Itu adalah adikmu yang pulang awal untuk membersihkan rumah ini. Tidakkah kamu melihat luka pada tangannya ? Ia terluka ketika memasang kaca jendela baru itu. "

Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku.
Melihat mukanya yang kurus, seratus jarum terasa menusukku.
Aku mengoleskan sedikit saleb pada lukanya dan membalut lukanya:
" Apakah itu sakit ? " Aku menanyakannya
" Tidak, tidak sakit. Kamu tahu, ketika saya bekerja di lokasi konstruksi, batu-batu berjatuhan pada kakiku setiap waktu. Bahkan itu tidak menghentikanku bekerja dan. "

Ditengah kalimat itu ia berhenti.
Aku membalikkan tubuhku memunggunginya, dan air mata mengalir deras turun ke wajahku.
Tahun itu, adikku 23. Aku berusia 26.


Ketika aku menikah, aku tinggal di kota.
Banyak kali suamiku dan aku mengundang orang tuaku untuk datang dan tinggal bersama kami, tetapi mereka tidak pernah mau.
Mereka mengatakan, sekali meninggalkan dusun, mereka tidak akan tahu harus mengerjakan apa.
Adikku tidak setuju juga, mengatakan:
" Kak, jagalah mertuamu aja. Saya akan menjaga ibu dan ayah di sini."

Suamiku menjadi direktur pabriknya.
Kami menginginkan adikku mendapatkan pekerjaan sebagai manajer pada departemen pemeliharaan. Tetapi adikku menolak tawaran tersebut.Ia bersikeras memulai bekerja sebagai pekerja reparasi.
Suatu hari, adikku diatas sebuah tangga untuk memperbaiki sebuah kabel, ketika ia mendapat sengatan listrik, dan masuk rumah sakit.
Suamiku dan aku pergi menjenguknya.
Melihat gips putih pada kakinya, saya menggerutu:
" Mengapa kamu menolak menjadi manajer ? Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu yang berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang, luka yang begitu serius. Mengapa kamu tidak mau mendengar kami sebelumnya ? "

Dengan tampang yang serius pada wajahnya, ia membela keputusannya:
" Pikirkan kakak ipar, ia baru saja jadi direktur, dan saya hampir tidak berpendidikan. Jika saya menjadi manajer seperti itu, berita seperti apa yang akan dikirimkan ? "

Mata suamiku dipenuhi air mata, dan kemudian keluar kata-kataku yang sepatah-sepatah:
" Tapi kamu kurang pendidikan juga karena aku! "
" Mengapa membicarakan masa lalu ? " Adikku menggenggam tanganku.
Tahun itu, ia berusia 26 dan aku 29.


Adikku kemudian berusia 30 ketika ia menikahi seorang gadis petani dari dusun itu.
Dalam acara pernikahannya, pembawa acara perayaan itu bertanya kepadanya,
" Siapa yang kamu hormati dan kasihi ? "

Tanpa bahkan berpikir ia menjawab,
" Kakakku. "

Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan tidak dapat kuingat:
" Ketika saya pergi sekolah SD, ia berada pada dusun yang berbeda. Setiap hari kakakku dan saya berjalan selama dua jam untuk pergi ke sekolah dan pulang ke rumah. Suatu hari, Saya kehilangan satu dari sarung tanganku. Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya memakai satu saja dan berjalan sejauh itu. Ketika kami tiba di rumah, tangannya begitu gemetaran karena cuaca yang begitu dingin sampai ia tidak dapat memegang sumpitnya. Sejak hari itu,saya bersumpah, selama saya masih hidup, saya akan menjaga kakakku dan baik kepadanya. "

Tepuk tangan membanjiri ruangan itu.
Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku.
Kata-kata begitu susah kuucapkan keluar bibirku,
" Dalam hidupku, orang yang paling aku berterima kasih adalah adikku."

Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini, didepan kerumunan perayaan ini, air mata bercucuran turun dari wajahku seperti sungai.

Diterjemahkan dari : " I CRIED FOR MY BROTHER SIX TIMES "


Hidup ini indah, jika kita bisa saling berbagi. Walaupun hanya sebuah tulisan
Read More ->>

Bunda

Bunda....."

Sebuah nama yang penuh arti, penuh makna……….
Seseorang yang mempunyai pelukan hangat dan nyaman
Seseorang yang mempunyai untaian kata-kata indah menenangkan jiwa…
Seseorang yang tak pernah luput menyebut nama kita dihati saat berdoa..

Bunda…

Apa yang sudah aku lakukan untuk membalas semua kebaikan mu ??
Mengandungku, menjagaku dirahimmu yang aman

Saat itu, Bunda seakan sedang meregang nyawa
Tapi Bunda bertahan karena cinta dan kasih padaku

Apa yang dapat aku persembahkan untuk semua pengorbananmu itu ??
Selain menjagamu dari tetesan air mata yang mengalir dari mata indahmu
Air mata yang seolah seperti sebuah tusukan tajam dibadanku ini
Kujaga dirimu dari kesedihan.

Bunda…

Aku ingin selalu membuatmu tersenyum dan bangga untukku
Terimakasih Bunda buat semua kasih sayang dan cintamu
Nyawa yang tlah diberikan untuk ku
Mati pun aku, Engkau tetap malaikat ku...

Do'a mu tak kan putus sampai bumi ini sirna
I LOVE U Bunda


Hidup ini indah, jika kita bisa saling berbagi. Walaupun hanya sebuah tulisan
Read More ->>

Kisah Ibu Dengan Satu Mata

Ibuku hanya memiliki satu mata.
Aku membencinya, ia adalah sebuah hal yang memalukan.
Ibuku menjalankan sebuah toko kecil pada sebuah pasar.
Dia mengumpulkan barang-barang bekas dan sejenisnya untuk dijual, apapun untuk mendapatkan uang yang kami butuhkan.
Ia adalah sebuah hal yang memalukan.

Pada suatu hari di sekolah.
Aku ingat saat itu hari ketika ibuku datang.
Aku sangat malu. Mengapa ia melakukan hal ini kepadaku ?
Aku melemparkan muka dengan rasa benci dan berlari.

Keesokan harinya di sekolah, “Ibumu hanya memiliki satu mata ? ” dan mereka semua mengejekku.
 Aku berharap ibuku hilang dari dunia ini maka aku berkata kepada ibu aku, ” Ibu, kenapa kamu tidak memiliki mata lainnya? Ibu hanya akan menjadi bahan tertawaan. Kenapa Ibu tidak mati saja ? ” Ibu tidak menjawab.
Aku merasa sedikit buruk, tetapi pada waktu yang sama, rasanya sangat baik bahwa aku telah mengatakan apa yang telah ingin aku katakan selama ini.
Mungkin itu karena ibu tidak menghukum aku, tetapi aku tidak berpikir bahwa aku telah sangat melukai perasaannya.
Malam itu, Aku terbangun dan pergi ke dapur untuk mengambil segelas air.
Ibuku menangis disana, dengan pelan, seakan ia takut bahwa ia akan membangunkanku.
Aku melihatnya, dan pergi.
Karena perkataanku sebelumnya kepadanya, ada sesuatu yang mencubit hati aku.

Meskipun begitu, Aku membenci ibuku yang menangis dari satu matanya.
Jadi, Aku mengatakan diri ku jikalau aku akan tumbuh dewasa dan menjadi sukses, karena aku membenci ibu bermata-satu aku dan kemiskinan kami.
Lalu aku belajar dengan keras.
Aku meninggalkan ibu dan ke kota untuk belajar, dan diterima di Universitas terkemuka di kota dengan segala kepercayaan diri.
Lalu, aku menikah. aku membeli rumah milikku sendiri.
Lalu aku memiliki anak-anak juga.
Sekarang, aku hidup bahagia sebagai seorang pria yang sukses.
Aku menyukainya disini karena ini adalah tempat yang tidak meningatkan aku akan ibu.
Kebahagiaan ini menjadi besar dan semakin besar, ketika seseorang tidak terduga menjumpai aku
“ Apa ?! Siapa ini ? "  Ini adalah ibu aku, tetap dengan satu matanya.
Ini rasanya seperti seluruh langit sedang jatuh ke diri aku.
Anak perempuan aku lari kabur, takut akan mata ibu aku.
Dan aku bertanya kepadanya, “ Siapa Anda ? aku tidak mengenalmu !!
sandiwara aku, aku berteriak kepadanya
Mengapa engkau berani datang ke rumah aku dan menakuti anak aku ! Pergi dari sini sekarang juga! ”
Dan ibu dengan pelan menjawab,
Oh, maafkan aku. aku pasti salah alamat, ”
dan dia menghilang.
Terima kasih Tuhan, ia tidak mengenali aku.
Aku merasa cukup lega, aku mengatakan kepada diri aku bahwa aku tidak akan peduli, atau berpikir tentang ini sepanjang sisa hidup aku. Lalu ada perasaan lega datang kepada aku.

Suatu hari, sebuah surat mengenai reuni sekolah datang ke rumah aku.
Aku berbohong kepada istri aku mengatakan bahwa aku akan pergi perjalanan bisnis.
Setelah reuni ini, aku pergi ke rumah lama aku.
Karena rasa penasaran saja, aku menemukan ibu aku terjatuh di tanah yang dingin.
Tetapi aku tidak meneteskan satu air mata sekalipun.
Ia memiliki sepotong kertas di tangannya.
Dan itu adalah surat untuk diri aku.

=================================================
Anakku,
Aku pikir hidupku sudah cukup lama saat ini.
Dan, aku tidak akan mengunjungi Kota lagi.
Tetapi apakah itu terlau banyak jikalau aku ingin kamu untuk datang menunjungiku sekali-kali nak ?
Aku sangat merindukanmu.
Dan aku sangat lega ketika mendengar kamu akan datang dalam reuni ini.
Tetapi aku memutuskan untuk tidak datang ke sekolah.
Untuk Kamu, aku meminta maaf jikalau aku hanya memiliki satu mata dan aku hanya membawa kemaluan bagi dirimu.
Kamu tahu, ketika kamu masih sangat kecil, kamu terkena sebuah kecelakaan, dan kehilangan satu matamu.
Sebagai seorang ibu, aku tidak tahan melihatmu harus tumbuh dengan hanya satu mata.
Maka aku memberikanmu mata aku, aku sangat bangga kepada anak aku yang melihat dunia yang baru untuk aku, menggantikan aku, dengan mata itu.
Aku tidak pernah marah kepadamu atas apapun yang kamu lakukan.
Beberapa kali ketika kamu marah kepada aku, aku berpikir sendiri,
Ini karena kamu mencintai aku. ”
Aku rindu waktu ketika kamu masih sangat kecil dan berada di sekitarku.
Aku sangat merindukanmu.
Aku mencintaimu.
Kamu adalah duniaku.


Hidup ini indah, jika kita bisa saling berbagi. Walaupun hanya sebuah tulisan
Read More ->>

Hadiah Untuk Ibu

Seorang pria berhenti ditoko bunga untuk memesan seikat karangan bunga yang akan dikirimkan kepada sang ibu yang tinggal 250 KM darinya.
Begitu keluar dari mobilmya, ia melihat seorang gadis kecil berdiri di trotoar jalan sambil menangis tersedu-sedu.
Pria itu bertanya mengapa gadis kecil itu menangis dan gadis kecil itu menjawab,
" Saya ingin membeli setangkai bunga mawar merah untuk ibu saya. Tetapi saya hanya mempunyai uang lima ratus rupiah, sedangkan harga mawar itu seribu rupiah. "

Pria itu tersenyum dan berkata,
" Ayo ikut aku, aku akan membelikan bunga yang kau mau. "

Kemudian, ia membelikan gadis kecil itu setangkai mawar merah, sekaligus memesan karangan bunga untuk dikirimkan kepada ibunya.

Ketika selesai dan hendak pulang, ia menawarkan diri utuk mengantarkan gadis itu pulang kerumah. Gadis kecil itu melonjak gembira, katanya,
" Ya, tentu saja. Maukah Anda mengantar saya ketempat ibuku ? "

Kemudian mereka berdua menuju tempat yang ditunjuk gadis kecil itu, yaitu pemakaman umum.
Setibanya disana gadis kecil itu meletakkan bunganya pada sebuah kuburan yang masih basah.
Melihat itu, hati pria itu menjadi terenyuh dan teringat akan sesuatu.
Bergegas ia kembali menuju toko bunga tadi dan membatalkan kirimanya.
Ia mengambil karangan bunga yang telah dipesannya dan mengendarai sendiri kendaraannya sejauh 250 KM menuju kerumah ibunya.


Hidup ini indah, jika kita bisa saling berbagi. Walaupun hanya sebuah tulisan
Read More ->>